Langsung ke konten utama

Fotografi Sequence


Fotografi sequence/sekuen adalah format penyajian foto jurnalistik mengenai peristiwa secara berurutan. Foto sekuen merupakan, teknik fotografi yang menggabungkan keselarasan dari serangkaian gambar di mana subjek ditangkap dalam gerakan yang berurutan. Atau dapat juga diartikan, sebuah yang menampilkan penempatan gambar (foto) secara berurutan sesuai kronologis waktu kejadian. Urutan peristiwa yang digambarkan sesuai aliran waktu linier. Foto sekuen bisa memperlihatkan pergerakan (seperti aspek sinematografis) di dalam peristiwa yang terekam itu dan menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa berikutnya. Foto sekuen bisanya menggambarkan sebuah foto peristiwa dengan adegan kejadian berurutan dari sebuah peristiwa atau kejadian. Jika salah satu adegan foto itu, dikurangi dalam penyajiannya maka penggambarannya akan terasa pincang.

Fotografi sequence merupakan cara yang indah untuk menyampaikan gerak dalam gambar statis. Sebuah urutan foto yang telah digabungkan, dapat menghasilkan suatu sudut pandang yang berbeda. Lebih dari apa yang ditunjukkan dengan foto biasa. Kita akan mendapatkan gambar keseluruhan aksi yang dilakukan oleh seseorang tersebut. Fotografi sequence ini biasanya diaplikasikan pada atlet yang sedang berlaga, kegiatan olahraga.  Tujuan dari teknik ini adalah menggambarkan ritme urutan objek dalam satu frame.

Membuat foto sequence pastikan dahulu mendapatkan semua tindakan/gerakan yang di butuhkan. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih penembakan bergerak. Sebuah kamera yang dapat menembakkan 3-5fps dan menggunakan kecepatan rana tinggi untuk mendapatkan hasil yang bagus. Kemudian mengatur kamera di tripod yang kokoh sehingga perpindahan antar frame. Kemudian menentukan eksposur dan kalikan dengan jumlah frame. Cara lain adalah dengan cepat mengambil serangkaian frame terpisah dan digabung semuanya kemudian dengan bantuan photoshop.
Berikut, merupakan contoh-contoh fotografi sequence:













Perbedaan Foto Sequence dengan fotografi lainnya adalah: 
  1. Setiap foto yang ditampilkan terdapat perkembangan yang memberikan “sentuhan” atau nilai tertentu pada cerita yang hendak disampaikan. Bila salah satu foto dari rangkaian foto tersebut dihilangkan, makna dari rangkaian foto tersebut akan berkurang. 
  2. Memperlihatkan pergerakan (seperti aspek sinematografis) di dalam peristiwa yang terekam itu dan menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa berikutnya. 
  3. Harus berdasarkan urutan waktu. 
  4. Menggunakan mode bidikan continuos shoot. 
  5. Menceritakan proses.
  6. Foto sequence biasanya hanya foto yang terjadi dalam waktu singkat. Misal: Proses runtuhnya bangunan, proses terjadinya kecelakaan, atau bisa juga foto-foto kegiatan olahraga yang memungkinkan untuk dijadikan foto sequence seperti saat pertandingan basket (free throw).


Daftar pustaka

Website:


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keunikan Masjid Pathok Negara

Sejarah singkat masjid pathok negara Masjid Pathok Negara ini merupakan masjid-masjid yang menjadi penanda batas wilayah kekuasan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang biasa kita sebut Yogyakarta. Masjid pada masa awal berdirinya Keraton Yogyakarta juga memiliki beragam fungsi. Satu di antaranya sebagai tanda kekuasaan Keraton Yogyakarta. Di wilayah kekuasaan Keraton Yogyakarta terdapat empat masjid bernama Masjid Pathok Negara. Empat masjid tersebut dibangun antara tahun 1723 – 1819 pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono I, berada di sisi barat, utara, timur, dan selatan Keraton Yogyakarta. Ke empat masjid ini dibangun di empat penjuru mata angin, yang berjarak 5 – 10km dari Kutanagara atau pusat pemerintahan. Selain Masjid Agung Kauman di sebelah barat Alun-Alun Utara Yogyakarta yang dikenal sebagai masjid kerajaan, setidaknya ada empat masjid pathok negara yang tersebar di empat penjuru mata angin. Yakni, Masjid Mlangi di barat, Masjid Babadan di timur, Masjid Plosokuning d...

Alih-Fungsi Trotoar di Kawasan Nol Km, Yogyakarta

Pengalihfungsian trotoar sudah sering terjadi di lingkungan masyarakat. Terutama Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tepatnya di kawasan Nol Km,Yogyakarta. Hal itu, dimana Kawasan Nol Km sendiri merupakan salah satu tempat yang ramai dikunjungi baik wisatan lokal dan mancanegara. Sudah tentu terjadi pengalihfungsian atas trotoar disekitar Kawasan Nol Km, terutama pengalihfungsian trotoar sebagai area berjualan bagi para PKL dan lahan parkir. Keberadaan PKL dan lahan parkir yang mengambil alih trotoar, membuat aktivitas yang seharusnya terjadi di trotoar tersebut menjadi terganggu. Selain itu, memberikan rasa tidak nyaman bagi pejalan kaki dan menimbulkan kesemrawutan, para PKL juga seringkali lalai dalam menjaga kerbersihan di area sekitar tempat mereka berjualan. Mereka meninggalkan sampah yang berasal dari barang dagangan mereka di area tersebut, hal itu kemudian akan membuat area tersebut terlihat kotor, dan kenyamanan masyarakat menjadi terganggu. Adanya pro dan kon...

Tahun Baru Imlek 2569

Perayaan tahun baru Imlek 2018/2569 pada tanggal 18 Februari 2018, Ramai mall Yogyakarta turut menyemarakkan suasana tersebut. Tahun baru ini menandai dimulainya tahun anjing / Dog Year 2569. Dalam acara ini terdapat berbagai atraksi barongsai yaitu, parade Barongsai Lantai dan parade Liong Putra. Barongsai-barongsai tersebut beratraksi mulai dari lobi utama lalu akan beratraksi dan mengelilingi setiap lantai di Ramai Mall, Yogyakarta. Hal itu diadakan untuk menghibur para pengunjung Ramai mall dalam memeriahkan Tahun Baru Imlek 2569.  Atraksi ketiga barongsai lantai menghibur penonton sambut perayaan Tahun Baru Imlek di Ramai Mall Yogyakarta, Minggu (18/2). Atraksi barongsai ini, diadakan untuk menghibur pengunjung mall dan memeriahkan Tahun Baru Imlek 2569. FOTO ISI/Muchammad Irvansyah/2018 Pemain Liang Liong dari Paguyuban Singa Mataram Junior, sedang menunggu giliran untuk menghibur di Ramai Mall Yogyakarta, Minggu (18/2). Liang Liong (tarian naga) ini...