Langsung ke konten utama

Tahun Baru Imlek 2569


Perayaan tahun baru Imlek 2018/2569 pada tanggal 18 Februari 2018, Ramai mall Yogyakarta turut menyemarakkan suasana tersebut. Tahun baru ini menandai dimulainya tahun anjing / Dog Year 2569. Dalam acara ini terdapat berbagai atraksi barongsai yaitu, parade Barongsai Lantai dan parade Liong Putra. Barongsai-barongsai tersebut beratraksi mulai dari lobi utama lalu akan beratraksi dan mengelilingi setiap lantai di Ramai Mall, Yogyakarta. Hal itu diadakan untuk menghibur para pengunjung Ramai mall dalam memeriahkan Tahun Baru Imlek 2569. 


Atraksi ketiga barongsai lantai menghibur penonton sambut perayaan Tahun Baru Imlek di Ramai Mall Yogyakarta, Minggu (18/2). Atraksi barongsai ini, diadakan untuk menghibur pengunjung mall dan memeriahkan Tahun Baru Imlek 2569. FOTO ISI/Muchammad Irvansyah/2018

Pemain Liang Liong dari Paguyuban Singa Mataram Junior, sedang menunggu giliran untuk menghibur di Ramai Mall Yogyakarta, Minggu (18/2). Liang Liong (tarian naga) ini, memiliki panjang 9-10 meter yang dimainkan oleh Sembilan orang. Tarian naga ini menggunakan tongkat yang terpasang diperut naga. FOTO ISI/Muchammad Irvansyah/2018

Paguyuban Singa Mataram Junior memainkan musik untuk pertunjukan atraksi Liang Liong di Ramai Mall Yogyakarta, Minggu (18/2). Pertunjukan Liang Liong (tarian naga) ini, ditandai dengan penggunaan tiga instrumen seperti drum, sambal, dan gong. FOTO ISI/Muchammad Irvansyah/2018

Liang Liong dari Paguyuban Singa Mataram Junior, melakukan atraksi tarian dengan menuruni tangga di Ramai Mall Yogyakarta, Minggu (18/2). Pemain Liang Liong (tarian naga) ini, tidak hanya membutuhkan tenaga ekstra untuk mengangkat dan memainkannya. FOTO ISI/Muchammad Irvansyah/2018

Pemain Liang Liong beratraksi dihadapan penonton, dengan membentuk gerakan bergelombang di Ramai Mall Yogyakarta, Minggu (18/2). Atraksi Liang Liong (tarian naga) membutuhkan kekompakan antar pemain, untuk memperlihatkan keindahan liukan dari naga tersebut. FOTO ISI/Muchammad Irvansyah/2018

Penonton turut mengabadikan dengan ponselnya untuk merekam atraksi Liang Liong di Ramai Mall Yogyakarta, Minggu (18/2). Atraksi Liang Liong (tarian naga), menjadi daya tarik untuk dapat mengabadikan momen tersebut dengan ponsel miliknya. FOTO ISI/Muchammad Irvansyah/2018

Penonton berinteraksi langsung kepada barongsai dengan cara memberikan angpau di Ramai Mall Yogyakarta, Minggu (18/2). Memberi angpau dengan cara memasukkannya ke dalam mulut liong dan barongsai, hal itu menjadi tradisi unik dan dapat  dipercaya  meningkatkan hoki. FOTO ISI/Muchammad Irvansyah/2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keunikan Masjid Pathok Negara

Sejarah singkat masjid pathok negara Masjid Pathok Negara ini merupakan masjid-masjid yang menjadi penanda batas wilayah kekuasan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang biasa kita sebut Yogyakarta. Masjid pada masa awal berdirinya Keraton Yogyakarta juga memiliki beragam fungsi. Satu di antaranya sebagai tanda kekuasaan Keraton Yogyakarta. Di wilayah kekuasaan Keraton Yogyakarta terdapat empat masjid bernama Masjid Pathok Negara. Empat masjid tersebut dibangun antara tahun 1723 – 1819 pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono I, berada di sisi barat, utara, timur, dan selatan Keraton Yogyakarta. Ke empat masjid ini dibangun di empat penjuru mata angin, yang berjarak 5 – 10km dari Kutanagara atau pusat pemerintahan. Selain Masjid Agung Kauman di sebelah barat Alun-Alun Utara Yogyakarta yang dikenal sebagai masjid kerajaan, setidaknya ada empat masjid pathok negara yang tersebar di empat penjuru mata angin. Yakni, Masjid Mlangi di barat, Masjid Babadan di timur, Masjid Plosokuning d...

Alih-Fungsi Trotoar di Kawasan Nol Km, Yogyakarta

Pengalihfungsian trotoar sudah sering terjadi di lingkungan masyarakat. Terutama Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tepatnya di kawasan Nol Km,Yogyakarta. Hal itu, dimana Kawasan Nol Km sendiri merupakan salah satu tempat yang ramai dikunjungi baik wisatan lokal dan mancanegara. Sudah tentu terjadi pengalihfungsian atas trotoar disekitar Kawasan Nol Km, terutama pengalihfungsian trotoar sebagai area berjualan bagi para PKL dan lahan parkir. Keberadaan PKL dan lahan parkir yang mengambil alih trotoar, membuat aktivitas yang seharusnya terjadi di trotoar tersebut menjadi terganggu. Selain itu, memberikan rasa tidak nyaman bagi pejalan kaki dan menimbulkan kesemrawutan, para PKL juga seringkali lalai dalam menjaga kerbersihan di area sekitar tempat mereka berjualan. Mereka meninggalkan sampah yang berasal dari barang dagangan mereka di area tersebut, hal itu kemudian akan membuat area tersebut terlihat kotor, dan kenyamanan masyarakat menjadi terganggu. Adanya pro dan kon...