Sejarah singkat masjid pathok negara
Masjid
Pathok Negara ini merupakan masjid-masjid yang menjadi penanda batas wilayah
kekuasan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang biasa kita sebut Yogyakarta.
Masjid pada masa awal berdirinya Keraton Yogyakarta juga memiliki beragam
fungsi. Satu di antaranya sebagai tanda kekuasaan Keraton Yogyakarta. Di
wilayah kekuasaan Keraton Yogyakarta terdapat empat masjid bernama Masjid
Pathok Negara. Empat masjid tersebut dibangun antara tahun 1723 – 1819 pada
masa Sri Sultan Hamengkubuwono I, berada di sisi barat, utara, timur, dan
selatan Keraton Yogyakarta. Ke empat masjid ini dibangun di empat penjuru mata
angin, yang berjarak 5 – 10km dari Kutanagara atau pusat pemerintahan. Selain
Masjid Agung Kauman di sebelah barat Alun-Alun Utara Yogyakarta yang dikenal
sebagai masjid kerajaan, setidaknya ada empat masjid pathok negara yang tersebar
di empat penjuru mata angin. Yakni, Masjid Mlangi di barat, Masjid Babadan di
timur, Masjid Plosokuning di utara, serta Masjid Nurul Huda Dongkelan di
selatan. Masjid Agung Kauman merupakan pusat atau cikal bakal dari masjid
pathok negara di empat penjuru mata angin itulah yang disebut kiblat papat lima pancer.
Denah Masjid Pathok Negara
Masjid Pathok Negara Plosokuning (utara). |
Ciri khas Masjid Pathok Negara
Arsitektur masjid pathok negara ini memiliki keunikan yaitu, khas Jawa bangunan joglo yang berasal
dari kayu jati ditandai dengan atap tumpang gasal, denah bujur sangkar atau
persegi panjang, dengan batur (tumpukan batu) lebih tinggi daripada daerah
sekitarnya. Ciri lainnya, ada serambi, ruang pawestren (ruangan yang ada disisi
selatan ruangan utama masjid), mihrab (tempat imam memimpin salat berjamaah),
mimbar, beduk, makam di belakang masjid, dan mustaka dari tanah liat. Di sekeliling
masjid itu terdapat kolam keliling. Berikut ini adalah beberapa foto tentang
ciri-ciri dan keunikan masjid Pathok Negara:
1. Mustaka
Masjid Pathok
Negara memiliki ciri beratap tajuk dengan tumpang dua. Mustaka masjid juga
mempunyai kesamaan, terbuat dari tanah liat dan atap masjid terbuat dari sirap.
Perbedaan jumlah tumpang menandakan Masjid Pathok Negara lebih rendah
kedudukannya dibandingkan Masjid Agung Yogyakarta yang memiliki atap tajuk
bertumpang tiga. mustaka yang asli yang terbuat dari tanah liat tidak jadi
dipasang dan diganti dengan mustaka dari kuningan.
Mustaka
tumpang dua.
2. Serambi
joglo dan Lampu antik
Ruang utama dari masjid ini
berbentuk joglo dengan 4 buah tiang utama (saka guru) dengan ketinggian sekitar
7meter. Tiang-tiang utama diletakkan di atas umpak (alas tiang) berhias indah.
Ruang utama dalam masjid ini juga dilengkapi dengan lampu gantung yang artistik.
Serambi
masjid bergaya joglo di masjid Pathok Negara Plosokuning.
Lampu
gantung antik nan artistik.
Bangunan ruang utama masjid Pathok Negara Babadan.
3. Kolam ikan di sekeliling masjid
Masjid Pathok
Negara memiliki ciri terdapat kolam untuk memelihara ikan sebagai tempat
membersihkan kaki jamaah sebelum memasuki masjid. Karena tuntutan zaman demi
perluasan serta halaman, kolam-kolam di bagian depan Masjid Pathok Negara
Babadan dan Nurul Huda, Dongkelan Kauman itu ditutup.
Kolam
ikan disekeliling masjid Pathok Negara Plosokuning.
4. Beduk
Beduk di Masjid
Pathok Negara ini mempunyai bentuk yang mempertahankan replika aslinya. Sekalipun
tidak menggunakan kayu yang utuh, diameter beduk ini sama dengan ukuran beduk
yang asli, yakni 165 cm. Beduk warna coklat kusam berusia lebih dari 112 tahun
di sayap utama serambi masjid juga masih terdapat di masjid ini.
Beduk
tua berwarna coklat kusam, berumur
lebih dari 112tahun.
|
5. Lingkungan sekitar masjid
Lingkungan
sekitar masjid Pathok Negara Yogyakarta terdapat pesantren/sekolah keagamaan di
sekitar masjid Pathok Negara tersebut.
Terdapat
SD Muhammadiyah Senggotan di depan
Masjid
Pathok Negara Nurul Huda, Dongkelan Kauman.
6. Mihrab
Masjid Pathok
Negara memiliki ciri tempat imam memimpin salat berjamaah yang didepannya
terdapat sebuah jendela yang jika dibuka langsung dapat melihat makam, jendela
tersebut memiliki arti bahwa semua makhluk yang bernyawa pasti akan mengalami
mati/meninggal dan tibanya kematian seseorang tidak pernah tahu.
Mimbar
yang ada sejak masjid Pathok Negara didirikan
dan
masih menjaga bentuk aslinya.
7. Mimbar
Masjid Pathok
Negara memiliki ciri Mimbar yang masih dijaga keasliannya sejak 1900-an atau
sejak berdirinya masjid pathok negara yang masih dipakai khutbah hingga
sekarang. Berbahan dasar kayu jati dengan ornament pada pegangan mimbar. Mimbar
ini juga dilengkapi dengan sebuah tongkat yang dipakai oleh khatib pada saat
khutbah yang sampai sekarang masih digunakan.
Mimbar
yang ada sejak masjid Pathok Negara didirikan
dan
masih menjaga bentuk aslinya.
|
8. Makam
Di kompleks
Masjid Pathok Negara ini terdapat makam yang berada tepat di sisi barat dari
letak Masjid Pathok Negara. Di makam itu, terdapat persemayaman para Kyai
selaku pendiri/imam pertama masjid Pathok Negara tersebut.
Makam berada di sisi barat dari masjid Pathok Negara.
9. Lambang
Kraton
Lambang Kraton dengan versi tulisan
jawa dan arab yang pada dasarnya memiliki arti yang sama, turut menghiasi di
sudut-sudut ruangan Masjid Pathok Negara ini.
Lambang Kraton dengan tatanan aksara Jawa.
Lambang Kraton dengan tatanan Bahasa Arab.
10. Pawestren
Pawestren berasal
dari kata “pawestri” yang artinya adalah wanita. Pawestren adalah salah
satu ruangan yang ada di Masjid Gedhe yang terletak di sisi selatan
ruangan utama Masjid Pathok Negara. Pawestren adalah ruangan yang dibuat
khusus oleh Sultan HB I untuk para wanita yang ingin mengikuti jamaah sholat
Jum’at di Masjid Pathok Negara dan Masjid Gedhe, sehingga ruangan ini tidak
dibuka dan tidak digunakan untuk sholat kecuali pada saat sholat Jum’at untuk
jama’ah Putri.
Daftar Pustaka
http://kratonjogja.id/tata-rakiting-wewangunan/3/masjid-pathok-negara-sebagai-pilar-kasultanan-yogyakarta. Di akses pada tanggal 12 April 2018, Pukul 21.22.
http://bujangmasjid.blogspot.co.id/2010/09/masjid-masjid-pathok-negara.html. Di akses pada tanggal 12 April 2018, Pukul 21.34.
https://sarjiono774.wordpress.com/category/masjid-patok-negoro/ . Di akses pada tanggal 12 April 2018, Pukul 22.05.
Komentar
Posting Komentar