Langsung ke konten utama

Prosesi Upacara Tawur Agung Kesanga

Prosesi Upacara Tawur Agung (Tawur Agung Kesanga) ini merupakan rangkaian upacara yang digelar menjelang Hari Raya Nyepi 1940 Saka. Tawur Agung sendiri merupakan upacara keagamaan umat Hindu untuk membersihkan alam semesta. Acara tersebut dilaksanakan satu hari sebelum Hari Raya Nyepi, pada tanggal 16 Maret 2018, di Pelataran Wisnu Mandala Candi Prambanan, Klaten. Tawur Agung Kesanga ini merupakan upacara Pensucian Alam Semesta dan seisinya, menjelang datangnya pergantian tahun saka. Hal itu, bertujuan untuk memohon doa kepada Hyang Widhi Wasa, Tuhan YME, agar seluruh umat manusia serta alam semesta dalam keadaan harmonis penuh ketentraman, kesejahteraan, dan kedamaian.
                Tawur sendiri memiliki arti dalam bahasa Jawa sama dengan Saur, dalam Bahasa Indonesia berarti melunasi hutang. Secara umum Hindu kepada sang Pencipta yang telah memberikan Wara Nugrahanya kepada umatnya. Sehingga umatnya harus membalasnya (nyaur) dengan khidmat melalui simbol-simbol upacara agama, dan ditahun saka yang baru harapannya umat manusia dapat lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta serta melaksanakan kehidupan saling penuh kedamaian. Ada tiga bagian rangkaian acara, yaitu kegiatan Mendak Tirtha & Pensucian Lokasi, Seremonial, dan Ritual Tawur Agung.

Umat mempersiapkan sesaji dan meletakkan di altar untuk
kepentingan sembahyang para umat Hindu.

Umat Hindu berjalan membawa sesaji
 yang dibawa dari rumah.

Sesaji yang berisi berbagai makanan dan buah-buahan
 lalu diletakkan di meja panjang di pelataran candi.

Pinandita berdoa sebelum acara
 Tawur Agung Kesanga dimulai.

Pengertian Orang Suci dipergunakan Pandita dan Pinandita. Pandita dalam bahasa sangsekerta berarti orang pandai, cendikiawan, bijakssana, sarjana, sujana. Yang dimaksud dengan pandita adalah pendeta, seorang rohaniawan hindu yang telah madwijati melalui upacara diksa. Sedangkan Seorang pinandita adalah seorang rohaniawan hindu tingkat ekajati seperti pemangku.


Persiapan perlengkapan keperluan Upacara Tawur Agung
dan berbagai sesaji untuk didoakan.

Di waktu yang hampir bersamaan juga dilaksanakan Persembahyangan Pinandita, Pengambilan Tirta warih dan Pradaksina di Zona 1 Candi Prambanan.

Kegiatan Mendak Tirtha/penjemputan air suci dilakukan di dua tempat, yakni Candi Ratu Boko dan Candi Prambanan. Persembahayangan Mendak Tirtha dan pengambilan Tirtha Warih dan Api Abadi dilakukan di Candi Ratu Boko. Dalam ritual Mendak Tirta ini, para umat beriringan mengarak umbul-umbul, berbagai persembahan, menuju ke Candi Dewa Siwa. 



Persembahayangan Pinandita yang dilakukan dengan berdoa di depan candi Siwa.

Ritual Pradaksina dengan mengelilingi Candi Siwa selama tiga putaran. Sebelumnya dilakukan pengambilan air suci yang disemayamkan di tiga candi yaitu Candi Brahma, Candi Wisnu, dan Candi Siwa. Dewa Siwa dalam kepercayaan umat Hindu adalah dewa yang bertugas meleburkan segala sesuatu yang sudah usang dan tidak dipergunakan lagi di bumi. Sedangkan Dewa Wisnu adalah dewa yang bertugas memelihara dan melindungi seluruh ciptaan Dewa Brahma. Dan Dewa Brahma adalah dewa yang menciptakan alam semesta beserta segala isinya.



umat melakukan ritual Pradaksina dengan mengelilingi 
Candi Siwa sebanyak 3 putaran.

Setelah persembahyangan Pinandita, rombongan Tirta Warih melakukan ritual Pradaksina dan bersama-sama menuju Bale Pawedan untuk melaksanakan Upacara Tawur Agung Kesanga ini.


Api Abadi tiba di kompleks Candi Prambanan bersama dengan gunungan
dan rombongan Tirta Warih dari Candi Prambanan.

Sebelum dimulai acara sembahyang, ada pertunjukkan tari gombyong massal
 sebagai penyambutan.

umat berdoa dengan khusu,.

Acara dimulai dengan ritual Tawur Panca Kelud Yama Raja yang dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh pandita. Umat berdoa dengan khusu, memejamkan mata dan menggerakkan tangan sesuai perintah seperti tangan bergerak ke arah dalam badan, ke bawah dan ke arah atas atau kepala.





Pada saat upacara Tawur Agung dilaksanakan, pemangku mengelilingi api dalam pelaksanaan ritual Tawur Panca Kelud Yama Raja. Setelah itu, pemangku menggunakan air suci dan daun dalam pelaksanaan ritual Tawur Panca Kelud, air suci dalam daun tersebut dikibaskan ke sesaji di pelataran Wisnu Mandala, Candi Prambanan DIY Jawa Tengah.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keunikan Masjid Pathok Negara

Sejarah singkat masjid pathok negara Masjid Pathok Negara ini merupakan masjid-masjid yang menjadi penanda batas wilayah kekuasan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang biasa kita sebut Yogyakarta. Masjid pada masa awal berdirinya Keraton Yogyakarta juga memiliki beragam fungsi. Satu di antaranya sebagai tanda kekuasaan Keraton Yogyakarta. Di wilayah kekuasaan Keraton Yogyakarta terdapat empat masjid bernama Masjid Pathok Negara. Empat masjid tersebut dibangun antara tahun 1723 – 1819 pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono I, berada di sisi barat, utara, timur, dan selatan Keraton Yogyakarta. Ke empat masjid ini dibangun di empat penjuru mata angin, yang berjarak 5 – 10km dari Kutanagara atau pusat pemerintahan. Selain Masjid Agung Kauman di sebelah barat Alun-Alun Utara Yogyakarta yang dikenal sebagai masjid kerajaan, setidaknya ada empat masjid pathok negara yang tersebar di empat penjuru mata angin. Yakni, Masjid Mlangi di barat, Masjid Babadan di timur, Masjid Plosokuning d...

Alih-Fungsi Trotoar di Kawasan Nol Km, Yogyakarta

Pengalihfungsian trotoar sudah sering terjadi di lingkungan masyarakat. Terutama Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tepatnya di kawasan Nol Km,Yogyakarta. Hal itu, dimana Kawasan Nol Km sendiri merupakan salah satu tempat yang ramai dikunjungi baik wisatan lokal dan mancanegara. Sudah tentu terjadi pengalihfungsian atas trotoar disekitar Kawasan Nol Km, terutama pengalihfungsian trotoar sebagai area berjualan bagi para PKL dan lahan parkir. Keberadaan PKL dan lahan parkir yang mengambil alih trotoar, membuat aktivitas yang seharusnya terjadi di trotoar tersebut menjadi terganggu. Selain itu, memberikan rasa tidak nyaman bagi pejalan kaki dan menimbulkan kesemrawutan, para PKL juga seringkali lalai dalam menjaga kerbersihan di area sekitar tempat mereka berjualan. Mereka meninggalkan sampah yang berasal dari barang dagangan mereka di area tersebut, hal itu kemudian akan membuat area tersebut terlihat kotor, dan kenyamanan masyarakat menjadi terganggu. Adanya pro dan kon...

Tahun Baru Imlek 2569

Perayaan tahun baru Imlek 2018/2569 pada tanggal 18 Februari 2018, Ramai mall Yogyakarta turut menyemarakkan suasana tersebut. Tahun baru ini menandai dimulainya tahun anjing / Dog Year 2569. Dalam acara ini terdapat berbagai atraksi barongsai yaitu, parade Barongsai Lantai dan parade Liong Putra. Barongsai-barongsai tersebut beratraksi mulai dari lobi utama lalu akan beratraksi dan mengelilingi setiap lantai di Ramai Mall, Yogyakarta. Hal itu diadakan untuk menghibur para pengunjung Ramai mall dalam memeriahkan Tahun Baru Imlek 2569.  Atraksi ketiga barongsai lantai menghibur penonton sambut perayaan Tahun Baru Imlek di Ramai Mall Yogyakarta, Minggu (18/2). Atraksi barongsai ini, diadakan untuk menghibur pengunjung mall dan memeriahkan Tahun Baru Imlek 2569. FOTO ISI/Muchammad Irvansyah/2018 Pemain Liang Liong dari Paguyuban Singa Mataram Junior, sedang menunggu giliran untuk menghibur di Ramai Mall Yogyakarta, Minggu (18/2). Liang Liong (tarian naga) ini...